FOBLOG

Minggu, 31 Oktober 2010

Meletusnya Gunung Merapi

Tool Box :



JAKARTA, — Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia Surono mengatakan, letusan Gunung Merapi pada Sabtu (30/10/2010) dini hari tiga kali lebih dahsyat ketimbang letusan pada tahun 1997, 2001, dan 2006. Yang terjadi pada Merapi kali ini menurut Surono adalah kejadian terburuk dari tiga skenario perkiraan yang diprediksi.

"Masyarakat panik karena sebelumnya memang belum pernah melihat hal seperti ini. Ada lava pijar disertai dentuman yang keras saat Merapi meletus," kata Surono, Sabtu malam.

Menurut Surono, dari tiga skenario perkiraan yang bakal terjadi pada Merapi setelah letusan pada tanggal 26 Oktober lalu, rupanya skenario terburuklah yang terjadi. "Ada tiga skenario yang diprediksi, menurun terus atau meningkat. Yang saya tidak senangi yakni suplai magma bertambah, lalu erupsi seperti yang terjadi semalam," kata Surono.

Surono berkelit bahwa kejadian tadi malam di luar prediksinya. "Kami sudah tahu tiga skenario itu satu bakal terjadi. Tapi, yang mengatur Merapi kan bukan kita," ujar Surono.

SLEMAN, - Kepanikan warga belum reda setelah Gunung Merapi bergemuruh, Sabtu (30/10/2010) sekitar pukul 01.00. Kini, ribuan warga dipanikkan lagi oleh hujan pasir yang cukup tebal.

Sebaran pasir Merapi tergolong jauh. Fotografer KOMPAS.com Kristianto Purnomo dari kantor Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, melaporkan, hujan pasir juga terasa di lokasi tersebut.

Padahal, kantor desa tersebut berlokasi di Jalan Kaliurang Km 19, sementara jarak antara lokasi tersebut ke Kaliurang sekitar 12 km. Adapun dari Kaliurang ke puncak Merapi lebih dari 5-6 km. Artinya, sebaran pasir dan abu dari puncak Merapi mencapai radius sekitar 20 km.

Kristianto Purnomo melaporkan pula, jarak pandang menjadi sangat terbatas. Ia tidak bisa bergerak ke mana-mana karena pasir terus mengguyur. "Masih hujan pasir, naik motor pun susah, kaca helm tertutup abu. Kalau tidak pakai helm, mata tertutup pasir," kata Kristianto.

Tim SAR dibantu para relawan langsung membagikan masker kepada para pengungsi. Mereka juga diminta untuk masuk ke ruang kantor desa dan kamp pengungsian di dekatnya. Mereka umumnya orang-orang tua, perempuan, dan anak-anak.

Kapasitas kampung pengungsi dan kantor desa tak mencukupi untuk menampung ribuan pengungsi.

Posting Komentar

Akan sangat berarti bagiku kamu meninggalkan jejak disini, termasuk itu berupa sapaan 'hai' :) senang berkenalan denganmu, terima kasih sudah datang ke blogku... :)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free Blogspot Themes | Bloggerized by Yogikswara - Premium Blogger Themes | FOBlog Template Corporation